Kata “Emosi” mungkin sudah tidak asing
lagi di dengar oleh telinga. Setiap manusia pasti memiliki Emosi, baik emosi
yang positif maupun negatif. Emosi setiap orang berbeda-beda tergantung
pada orang itu sendiri mengelolanya. Terkadang ada orang yang tidak bisa
mengendalikan emosinya sehingga menyebabkan hal-hal negatif yang tidak di
inginkan. Luapan dari emosi menghasilkan ekspresi yang berbeda. Banyak penyebab
orang lain meluapkan emosinya baik dari faktor internal maupun eksternal. Emosi
cenderung berkaitan dengan perasaan seseorang, baik perasaan saat sedih,
senang, marah, bingung, takut, dll.
Sudah lama diketahui bahwa emosi
merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Bersama
dengan dua aspek lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif
(psikomotorik), emosi atau yang sering disebut aspek afektif, merupakan penentu
sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia. Namun tidak banyak yang
mempermasalahkan aspek emosi hingga muncul Daniel Goleman yang mengangkatnya
menjadi topik utama di bukunya. Kecerdasan emosi memang bukanlah konsep baru dalam dunia psikologi. Lama sebelum Goleman di tahun 1920, E.L.
Thorndike sudah mengungkap social
intelligence, yaitu kemampuan mengelola hubungan antar pribadi baik
pada pria maupun wanita. Thorndike percaya bahwa kecerdasan sosial
merupakan syarat penting bagi keberhasilan seseorang di berbagai aspek
kehidupannya.
1. Pengertian Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu
emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan
bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Kata “emosi” diturunkan dari kata
bahasa Prancis, emotion,
dari émouvoir, ‘kegembiraan’ dari
bahasa latin emovere, dari e-(varian eks-) ‘luar’ dan movere ‘bergerak’.
Istilah
emosi menurut para Ahli:
- Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, yang diambil dai Oxford English dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat yang hebat dan meluap-liap. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderuangan untuk bertindak.
- Chaplin (1989) dalam dictionanry of psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari orgaanisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, perasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu
daripada suasana hati. Sebagai
contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan
intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi
ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak
untuk beberapa jam.
2. Macam-Macam
Emosi
Emosi bisa dibedakan dalam nilai positif dan negatif.
Diantara keduanya terdapat nilai netral. Emosi netral adalah kategori emosi
yang tidak jelas posisinya. Kadang bisa sebagai emosi positif kadang bisa
sebagai emosi negatif, seperti misalnya terkejut dan heran. Emosi positif berperan
dalam memicu munculnya kesejahteraan emosional (emotional
well-being) dan memfasilitasi dalam pengaturan emosi negatif.
Jika emosi Anda positif, maka Anda akan lebih mudah dalam mengatur emosi
negatif yang tiba-tiba datang. Misalnya saat Anda sedang merasa bahagia,
tiba-tiba ada yang memaki Anda, maka Anda lebih sulit untuk tersinggung.
Emosi-emosi yang bernilai positif diantaranya adalah sayang, suka, cinta,
bahagia, gembira, senang, dan lainnya.
Emosi negatif menghasilkan permasalahan yang mengganggu individu
maupun masyarakat. Biasanya, orang menekankan pada emosi yang negatif. Anda
cenderung untuk lebih memperhatikan emosi-emosi yang bernilai negatif. Misalnya
sedih, marah, cemas, tersinggung, benci, jijik, muak, prasangka, takut, curiga
dan sejenisnya.
3. Fungsi
Emosi
Emosi yang dialami manusia menjadikan manusia mampu
menimbulkan respon berdasarkan informasi yang diterimanya. Ada 7 fungsi emosi
bagi manusia :
1.
Menimbulkan
respon otomatis sebagai persiapan manghadapi krisis.
2.
Menyesuaikan
reaksi dengan kondisi khusus.
3.
Memotivasi
tindakan yang di tunjukkan untuk pencapaian tujuan tertentu.
4.
Mengomunikasikan
sebuah niat pada orang lain
5.
Meningkatkan
ikatan social
6.
Mempengaruhi
memori dan evaluasi suatu kejadian
7.
Meningkatkan
daya ingat terhadap memori tertentu
4. Emosi
Menurut Islam
Emosi
dan perasaan akan bergolak dikarenakan dua hal; kegembiraan yang memuncak dan
musibah yang berat. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda, “sesungguhnya aku
melarang dua macam ucapan yang bodoh lagi tercela: keluhan tatkala mendapat nikmat
dan umpatan tatkala mendapat musibah”.
Dan Allah berfirman,
“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu)” (QS. Al-Hadid: 23)
Maka
dari itu Rasulullah bersabda, “sesungguhnya kesabaran itu ada pada benturan
yang pertama”.
Barangsiapa
mampu menguasai perasaannya dalam setiap peristiwa, baik yang memilukan dan
juga menggembirakan, maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman
dan keteguhan keyakinan. Karena itu pula, ia akan memperoleh kebahagiaan dan
kenikmatan dikarenakan keberhasilannya mengalahkan nafsu. Allah swt menyebutkan
bahwa manusia adalah makhluk yang senang bergembira dan berbangga diri. Namun menurut
Allah, ketika ditimpa kesusahan manusia mudah berkeluh kesah, dan ketika
mendapat kebaikan manusia sangat kikir. Akan tetapi, tidak demikian halnya
dengan orang yang khusyu’ dalam shalatnya. Itu karena merekalah orang-orang
yang mampu berdiri seimbang di antara gelombang kesedihan yang keras dan dengan
luapan kegembiraan yang tinggi. Dan mereka itulah yang akan senantiasa
bersyukur tatkala mendapat kesenangan dan bersabar tatkala berada dalam
kesusahan.
Sumber:
Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar